SELAMAT DATANG DI BLOG KEMENTERIAN AGAMA KAB. BANGKA TENGAH ●SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL 22 OKTOBER 2017 ● 5 NILAI BUDAYA KERJA KEMENTERIAN AGAMA : INTEGRITAS, PROFESIONAL, INOVATIF, TANGGUNG JAWAB DAN KETELADANAN ● BIAYA PENCATATAN NKAH DIBAGI DUA (1) GRATIS APABILA DILAKSANAKAN DI KUA PADA HARI DAN JAM KERJA; (2) DIKENAKAN BIAYA Rp. 600.000,- APABILA DILAKSANAKAN DI LUAR KUA DAN ATAU DILUAR HARI DAN JAM KERJA (PP 48 TAHUN 2014)

Sabtu, 13 Juni 2015

Kemenag Bangka Tengah Selenggarakan Pembinaan Guru Mengaji Tradisional


Al-Qur’an adalah kalamullah yang dibawa oleh Rasulullah SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Di dalamnya terdapat hukum-hukum dan aturan dalam kehidupan. Al-qur’an amat penting untuk dipelajari dan difahami oleh manusia, mengingat pentingnya al-qur’an tentu peran serta para guru mengajai tradisonal dalam mengajarkan dan melestarikan serta membumikannya sejak usia dini.

Peradaban umat manusia sudah mengalami perubahan yang luar biasa, tidak sedikit mereka yang melupakan Al-Qur’an, oleh karena itu kehadiran dan keistiqomahan guru mengaji tradisional tidak dapat dipungkiri demi cemerlangnya generasi Islam yang akan datang.
Berkaca dari itu semua, suatu upaya yang positif bagi Kementerian Agama untuk memberikan  pembinaan kepada guru mengaji tradisional. Melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Tengah, Jum’at (12/06) menggelar Kegiatan Pembinaan Guru Mengaji Tradisional bagi 30 orang guru mengaji di ruang pertemuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Tengah.

H. Ruslan, S. Ag Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Tengah dalam sambutannya mengatakan mengajarkan Al-Qur’an kapada anak-anak sejak usia dini sangat penting. Jika hal ini tidak dilakukan akan berakibat fatal ketika sang anak sudah menjadi dewasa nanti, oleh Karena itu eksistensi para guru mengaji tradisional patut diapresiasi.

H. Ali Muksim, S.Pd.I salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut mengatakan, dalam mengajarkan Al-Qur’an banyak metode yang ditawarkan, itu semua tergantung gurunya, mana yang tepat dan baik untuk anak didiknya.
“mengajarkan Al-Qur’an itu banyak caranya,

 pilihannya ada pada masing-masing guru mana yang tepat untuk digunakan dalam mengajar anak didiknya,”jelas Ali Muksim.
Salah satu metode yang ditawarkan adalah metode iqra’, meskipun menurut beliau tetap ada kelemahannya.

Sementara itu menurut Kasi Bimbingan masyarakat Islam, Mustaryadi, M.Pd.I,  fungsi guru mengaji tradisional bukan hanya sekedar mengajarkan bagaimana cara membaca Al-Qur’an tetapi diharapkan bisa membentuk karakter anak bangsa.(eMHa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar